Senin, 21 April 2014

Indra Sjafri: Kita Harus Mencintai Indonesia



Tak sedikit dari kita yang bersikap pesimistis ketika berbicara mengenai tim nasional. Termasuk ketika timnas U-19 melakoni Piala AFF 2013 lalu. Bahkan, tak banyak orang yang tahu bahwa anak-anak bangsa tersebut saat itu sedang berjuang mengharumkan nama Indonesia.

Perhatian publik mulai tercurah ketika timnas U-19 akan melakukan duel penentuan penuh gengsi melawan Malaysia di laga pamungkas Grup B. Siapa yang kalah saat itu, tim tersebut yang akan tersingkir dari turnamen.

Indra Sjafri yang sadar akan pentingnya laga itu, dengan lantang menyebut bahwa Malaysia adalah tim yang biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial. Komentar Indra ini pun mendapat tanggapan beragam di jejaring sosial.

Tak sedikit yang menganggapnya terlalu 'kepedean'. Maklum, Malaysia memang kerap menjungkalkan Indonesia di berbagai ajang.  Indra menjawab semua itu dengan hasil positif. Indonesia memang gagal memetik kemenangan, tapi hasil imbang 1-1 sudah cukup  bagi Indonesia untuk mendepak Malaysia.

Publik pun pasti masih ingat dengan pernyataan ini, "Sampaikan kepada Korea Selatan, kita akan mengalahkan mereka nanti. Semua bisa dikalahkan, kecuali Tuhan. Penggalan kalimat terakhir itu yang juga akhirnya terpatri di hati para pemain timnas U-19 sebagai pemantik semangat.

Pernyataan yang sempat menghebohkan ini keluar dari mulut Indra sebelum timnas U-19 berhadapan dengan Korea Selatan pada Grup G Kualifikasi Piala ASia U-19 2014 di Jakarta, Oktober tahun lalu. Beragam reaksi muncul saat itu, banyak yang memuji, ada yang mengerutkan alis, juga tak sedikit yang mencibir.

Tapi, saat Indonesia berjaya membungkam Korsel dengan skor ketat 3-2, mereka yang sebelumnya menganggap Indra terlalu pongah mulai berubah pikiran bahwa Indra sosok yang optimistis.
"Saya tidak mengelola tim nasional secara tradisional. Semua elemen saya libatkan. Saya  bicara itu berdasarkan data statistik. Saat itu, Indonesia memang lebih baik dari Korea," kata Indra kepada Republika belum lama ini.

Bukan itu saja alasannya. Indra rupanya gusar dengan sikap inferior mayoritas masyarakat. Menurut Indra, orang Indonesia terlalu memandang tinggi negara dan bangsa lain.
"Kalau kita merasa orang lain selalu hebat, lantas kapan kita hebatnya? Sampai kapan pun kita tidak akan maju. Kita harus cintai negara ini, karena kita lahir, besar, dan hidup di sini," ucap mantan karyawan Kantor Pos tersebut.

Prinsip Indra itu yang akhirnya membuat Republika memilihnya sebagai Tokoh Perubahan Republika 2013. Indra mampu menjadi inspirasi perubahan di sepak bola. Indra mengajak masyarakat Indonesia untuk sadar bahwa kita adalah bangsa besar yang seharusnya tidak perlu pesimistis untuk berprestasi.[REPUBLIKA.CO.ID]

Waaah setuju banget dengan apa yang di bilang coach Indra kita harus mencintai negara kita sendiri jangan selalu menganggap remeh negara sendiri, 100% setuju :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar